BUKTI CINTA SEORANG SAHABAT
Ada seorang cewek yang bernama Vina. Vina duduk di kelas 2 SMK.
Dia sedang jatuh cinta terhadap Dimas, cowok yang sudah kuliah yang di kenalin
oleh sahabatnya, Vanya. Vina beruntung sekali sudah kenal sama Dimas. Karena
selain ganteng, dia juga seseorang yang baik hati, pintar, dan sudah kuliah
sambil kerja. Dia selalu saja mengunjungi Vina. Lama – lama Vina juga menyukai
Dimas lebih dari seorang teman. Dan diam – diam saja Dimas naksir sahabat Vina,
Vanya. Vina tidak mengetahui hal ini. Tapi Vanya sudah tau bahwa Vina menyukai
Dimas. Dan dia juga mengetahui bahwa Dimas menyukai dirinya. Vanya tidak mau
menyakiti sahabat sendiri. Apalagi Dimas juga mengetahui bahwa Vina
menyukainya.
“ Van, apa Dimas suka sama gue??? Gue suka banget sama dia. Elo mau kan bantuin
gue??? Tapi elo sebagai sahabat gue harus percaya sama gue dan jangan bilang
siapa – siapa…” ucap Vina.
Vina kaget. “ Oke deeh...tapi elo juga harus membuat apa yang di sukai oleh
Dimas,”
“ Iya, gue pengen banget ngobrol sama Dimas…” ucap Vina.
Vanya tersenyum lalu dia membelai kepala Vina.
Seminggu kemudian, Dimas lalu mengajak Vanya ketemuan. Vanya kaget
banget begitu Dimas nembak Vanya. Vanya emang menganggap Dimas Cuma sebatas
sahabat. Karena ia juga mengetahui bahwa Vina mencintai Dimas. Vanya emang
nggak mau menyakiti Vina sebagai sahabat. Karena sahabat jauh lebih penting
dari pada cowok. Karena sahabat tidak bisa tergantikan di hati.
“ Vanya, gue suka sama elo…Elo mau jadi cewek gue???” tanya Dimas kepada Vanya.
Vanya menggeleng, “ Sorry, gue nggak bisa menerima elo...Soalnya gue Cuma
menganggap elo sebagai sahabat, nggak lebih dari itu…”
Dimas langsung kecewa, “ Kenapa, Van??? Gue suka sama elo sejak awal…sejak
sebelum ketemu sama Vina,”
Vanya menggeleng, “ Nggak…beneran. Maaf, gue nggak bisa nerima elo. Kan gue
udah bilang kalo gue nganggep elo sebagai sahabat. Dan gue lebih sayang sama
Vina. Karena gue tahu, DIA MENCINTAI ELO. Dan elo juga tahu bahwa dia mencintai
elo. Dan gue tahu semuanya. Dan gue pengen ngebahagiain Vina. Sahabat itu jauh
lebih penting dari pada cowok. Dan dia anak yang baik, pintar, tidak macam –
macam, dan pintar segala hal. Gue tahu dia sejak kecil. Dan gue nggak mau
mengkhianati dia. Dan dia percaya gue. Please, elo mohon ngertiin gue. Gue
nggak mau nyakitin Vina. Gue Cuma pengen elo bersatu sama Vina...Gue pengen
Vina bahagia...”
Dimas terpaksa tersenyum. Ia malu bahwa cintanya di tolak oleh Vina. “ Ya udah
kalo gitu...gue ngerti posisi elo sama Vina. Gue udah tau semuanya. Tapi gue
kan belum pantes buat gue. Inilah jalan terbaik...Cuma gue lagi pikir – pikirin
dulu deh masalah Vina. Okey…”
“ Oke deh,” Vanya mengangguk. “ Gue minta elo jadian sama Vina, ya!!!” setelah
itu Vanya langsung meninggalkan Dimas dengan wajah Dimas yang tertegun.
Esok harinya, Vanya bercerita kepada Vina bahwa Dimas nembak dia. Vina langsung
kaget.
“ APA??? Dimas nembak elo kemarin??? Serius lo???” tanya Vina dengan panik.
Dari matanya aja sudah mulai melotot.
“ Iya, gue berkata sejujur mungkin dari pada gue sembunyikan ke elo…” jawab
Vanya dengan sejujur mungkin.
“ Terus gimana jawaban elo???” tanya Vina dengan kaget.
Vanya tersenyum, “ Gue nolak dia,”
Di dalam hati Vina langsung lega, “ O ya??? Kenapa elo tolak???”
“ Demi elo, Vina...gue nggak mau menyakiti elo sebagai sahabat gue sendiri. Gue
sayang banget sama elo. GUE NGGAK MAU MENGKHIANATI ELO SEBAGAI SAHABAT. GUE
TAHU SAHABAT ITU NGGAK BISA DI GANTIKAN OLEH HATI DARI PADA COWOK. Kehilangan
cowok itu jauh lebih baik. Gue cuman menganggap Dimas itu sebagai sahabat aja,”
ucap Vanya.
Vina tersenyum seakan air matanya keluar, “ Vanya, elo serius nolak dia???”
“ Iya, serius...dia mengetahui perasaan elo. Gue mau ngebahagiain elo. Kan gue
punya gebetan lain, Nico. Elo tau Nico, kan???” tanya Vanya. Vina mengangguk.
“ Iya, gue yakin Dimas pasti terluka hatinya,” ucap Vina sambil sesenggukan.
“ Iya, tapi ini demi elo, Vina. Gue nggak mau nyakitin elo sebagai sahabat gue.
Dan gue mengorbankan Dimas buat elo. Karena gue mencintai cowok lain. Vina, gue
pengen elo bahagia…” ucap Vanya sambil mengeluarkan air mata juga.
“ Vanya, thanks banget ya. Karena elo mau mengorbankan cinta gue. Dan elo tau
bahwa gue sayang banget sama Dimas. Tapi gue yakin elo sahabat sejati gue,”
ucap Vina sambil memeluk Vanya.
Vanya membalas pelukan Vina. Bahwa dia mencintai sahabat juga. Karena ia rela
mengorbankan perasaannya sendiri.
“ Please, gue minta elo jadian sama Dimas,” ucap Vanya dengan pelan.
Vina mengangguk.
Seminggu kemudian, Dimas dan Vina lalu ketemuan di pinggir danau. Sedangkan
Vanya yang mengatur pertemuan mereka semua. Dan ini semua kejutan Vanya untuk
Vina.
“ Hmm, Dimas…apa yang ada di pikiran kamu sekarang???” tanya Vina kepada Dimas.
Dimas melirik Vina sambil tersenyum. Ia sudah mulai jatuh cinta kepada Vina.
“ Kok kamu diam aja???” tanya Vina. “ Apa Vanya masih ada di pikiran kamu????”
Dimas menggeleng.
“ Oh, emang siapa???” tanya Vina.
“ Kamu, Vina!!!” ucap Dimas. “ Kamu mau jadi pacar aku sekarang??? Tentu saja
aku mau membahagiakan kamu, Vin!!!”
Vina tersenyum bahagia ketika Dimas mengucapkan itu. Dia lalu mencubit
lengannya. Ternyata sakit. Ini bukan mimpi.
“ Vina,” ucap Dimas sambil menggenggam tangan Vina. “ Kita jadian sekarang,
yuk!!!”
Vina mengangguk. Dimas tersenyum. Dia lalu memeluk Vina dan mencium kening
Vina.
Vanya, terima kasih banyak ya. Karena elo sahabat sejati gue. Ucap Vina di
dalam hati.
Esok harinya, Vina lalu bertemu Vanya, “ Vanya, gue bahagia banget...”
“ Kenapa, Vin??? Pasti Dimas, kan??? Heheheeh…” goda Vanya.
“ Ya….iyalaaah…siapa lagi. Ternyata gue jadian sama Dimas,” ucap Vina dengan
berbinar – binar.
“ Oh, ya??? Selamet ya...” ucap Vanya sambil menjabat tangan Vina.
“ makasih,” ucap Vina.
“ Bener kan, gue nggak mau nyakitin elo. Coba kalo gue yang jadian sama dia. Elo
pasti yang musuhin gue dan babak belur lo. Gue nggak mau elo sampe patah hati
gitu,”
“ Terima kasih, elo sahabat yang baik, Van...” ucap Vina sambil menatap Vanya.
Ia tahu bahwa persahabatan itu jauh lebih penting. Karena sahabat itu tidak
bisa tergantikan di hati. Ia nggak mau teman makan teman. Vina beruntung
memiliki sahabat yang baik, pengertian, sabar, dan mau mengorbankan perasaannya
untuk Vina. Jarang sekali ada cewek yang kayak Vanya begitu. Vanya sangat benci
terhadap PENGKHIANATAN SAHABAT.
THE END